Cerpen Cinta Tangis dan Tawa Ku karena Mu

Cerpen Cinta Tangis dan Tawa Ku karena Mu - Berikut ini adalah karya tulis kiriman dari Ni Putu Eka Arkika dari Sumbawa Besar Ntb, 10 oktober 1996 yang berjudul Tangis dan Tawa Ku karena Mu.


Tangis dan Tawa Ku karena Mu
Teriakkan penonton meramaikan acara Lomba Cerdas Cermat antar sekolah SMA/SMK/MA sederajat di daerahku hari ini. Dag..dig..dug.. begitu cepat detak jantungku, tidak henti aku meremas-remas jemariku karena snagking gugupnya. Hampir seluruh siswa berprestasi disekolahnya masing-masing berkumpul hari ini. Berada ditengah-tengah siswa-siswa berprestasi ini membuat aku lebih gugup dari biasanya, padahal bisa dibilang ini bukan kali pertama aku mengikuti Lomba Cerdas Cermat. Dari nomor regu satu sampai dengan tiga maju untuk putaran pertama. Sampai pada nomor undi delapan, wajahku mulai dibanjiri peluhku yang tak henti. Ini nomor undi sekolah ku. Berbarengan dengan SMA 1 Alas dan SMA 1 Empang, ini sangat sulit melihat siswa-siswanya yang begitu bersemangat. Tanganku gemetaran dan detak jantungku berdetak begitu cepat. 
“coba cubit tanganku”, kataku menyuruh Yuni salah satu anggota regu Lomba Cerdas Cermat untuk mencubit tanganku. Ia kemudian mencubitku sampai memar, tapi rasa gugupku belum juga hilang. Juri mulai membacakan soal, sekarang giliran soal reguku. Satu persatu tim reguku mulai menjawab soal dan seluruh soal telah kami jawab dengan sedikit kesalahan. Hehe.. rasa gugupku semakin lama menghilang karena senang bisa masuk final. Kami melawan SMA 1 Sumbawa dan SMA 1 Tarano. Lawan yang sangat kuat, apalagi setiap tahunnya kedua tim itu selalu memegang juara, namun aku tetap optimis.
Beberapa menit berlalu, sekarang penentuan untuk juara. Saat ini skor masih sama dan saling mengejar tim lawan. Kemudian juri melemparkan satu pertanyaan. Tim kami memencet bel namun keduluan sama SMA 1 Sumbawa, yah sudah jelas sekarang juara pertama adalah mereka. Juri lalu melemparkan pertanyaan terakhir, aku dengan semangat langsung memencet bel tanpa berfikir apakah kami tahu jawabannya atau tidak. Pertanyaannya aku tahu ! Aku langsung menjawab dengan lantang, dengan begitu sudah jelas kami juara kedua nya dan juara ketiga adalah SMA Tarano.
Aku dipeluk erat oleh anggota timku, guru Pembina ku berteriak menyoraki karena senang tahun ini kami membawa piala. Aku mengarahkan pandanganku ke sudut penonton dan para peserta lomba tadi, kemudian ada seseorang mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis entah mengarah ke aku atau orang lain. Aku menoleh ke kiri dan kanan tidak ada siapa-siapa dan orang itu masih saja mengacungkan jempolnya malahan tertawa kecil, mungkin karena aneh melihatku celingukkan sendiri. Aku kemudian pergi menghampiri pembinaku.
“selamet ya nak,oya dapet salam dari anak SMA 1 Alas tadi dia bilang ke ibu”, tiba-tiba guruku mencubit pipiku. Hah? Dapet salam? Tumben dapet salam. Aku hanya tertawa dan memeluk erat guruku karena sangat bahagia. Seluruh tim kemudian kembali ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian kemudian esoknya cek out dari hotel.
Sorenya aku duduk di lobi hotel sambil membaca novel. “hey,” sambil menepuk pundakku, aku terkejut dan sejenak mataku melotot. Tiba-tiba cowok cute duduk disampingku sambil tersenyum. Aku tercengang dan heran, entah siapa orang ini. 
“kenalin nama ku Alam, tadi yang minta salam sama kamu” sapanya, lagi-lagi dengan senyum yang begitu menggugah penglihatanku. “iya maaf tadi saya kira siapa, nama saya ekha, salam kenal deh dari saya”, sambil tersenyum malu sampai kikuk rasanya habis ini mau bilang apalagi. Dia mulai membuka pembicaraan, bertanya mengenai sekolahku. Aku kelas berapa, aku tinggal dimana, saudaraku berapa, banyak deh dan kadang sesekali kami tertawa karena hal-hal lucu yang ia ceritakan.
Setelah bercerita, di pertengahan waktu aku merasa ada yang sedikit aneh. Seperti telah mengenal sosoknya dari dulu dan tak asing lagi bagiku. Ah, mungkin ini hanya perasaanku saja yang baru bertemu cowok cute plus keren abis kayak gini. Lagipula dia tinggalnya jauh dari daerah sini jadinya mana mungkin sih bisa ketemu sebelumnya.
“kok bengong? Kakak balik duluan ya, kapan-kapan cerita lagi. Eh boleh minta nomor hp nya gak dek?” buseettt.. nomor Hp ku diminta lagi. Aku langsung ngasi sambil kegirangan dalam hati. Mimpi apa semalem ya bisa kenal cowok ini hari ini. Hehehe.. aku juga langsung ikutan bali ke kamar sambil jingkrak-jingkrak.
“eh kenapa kamu? Kayak orang gila aja jingkrak-jingkrak”, protes Yuni sambil menarik tanganku dengan erat. Aku hanya tertawa kegirangan sambil membaca sms yang tiba-tiba masuk. Ehh tau-tau nya dari kak Alam. Aku langsung duduk manis di atas kasur sambil mikir kata buat balas sms. “jangan terlalu di plototin tuh Hp”, hah Yuni sewot aja dari tadi. Aku malahan ketawa terbahak-bahak ngeliat tingkah lakunya.
****
  Keesokkannya seluruh sekolah cek out dari hotel. Aku celingukkan mencari-cari kakak itu, tapi belum kelihatan juga, ah mungkin sudah cek out duluan. Aku kemudian menyusul Yuni yang sedang menunggu didepan gerbang. Sekitar delapan langkah, seseorang menarik tanganku. Aku langsung berbalik dan terkejut. Ternyata kak Alam. Ia terlihat ngos-ngosan dan peluhnya membasahi wajahnya. Sepertinya ia habis berlari kesini.
“tunggu dek. Sorry telat. Ini buat kamu.” Ia berbicara dengan nafas terengah-engah. Potongan kain kecil persegi dengan bordoran cantik warna ungu dengan dasar kuning. Ia menyodorkan sapu tangan itu dan memberikannya untukku sebagai kenang-kenangan. Rasanya mau loncat tinggi-tinggi tapi malu jadinya cuman bisa senyum sambil bilang makasih. Aku langsung berlambai tangan dan menuju gerbang soalnya nenek sihir udah nungguin digerbang, nanti kalau telat bisa-bisa aku di sihir lagi. Hihihi
Yuni itu temen aku dari SMP, sampai sekarang. Kita memang sering berantem, berbeda pendapat bahkan sampai konflik tapi kita tetep aja baikan lagi. Kadang kita sampai musuhan juga gak teguran, tapi akhirnya kita balik lagi jadi sahabat. Susah banget ngedapetin temen kayak dia, walaupun nyebelin tapi dia itu manusia paling ngerti aku.
****
Selama beberapa hari kami sering berkiriman pesan, setiap saat malahan. Aku dan kak Alam maksudnya. Bahkan herannya, ada saja bahan obrolan yang dibicarain jadinya kita ngobrol gak garing. Ternyata setelah lama sms-an dia asyik banget, perhatian juga pastinya belum punya pacar. Itu sih katanya, semoga aja bener.
Seperti hari biasanya, aku melalui hari dengan berbagai aktivitas rutinku. Bedanya sekarang ada seseorang yang special yang setiap pagi selalu sms kayak gini, “Pagi dek. Selamat berjuang untuk bertahan”. Nah, kalau sms nya sudah nongol di layar Hp, cepat-cepat deh aku balesnya.
Sebulan, dua bulan, tiga bulan, kemudian bulan ini. Bulan ke empat yang aku rasa kurang menyenangkan. Kita mulai jarang berkomunikasi, jarang telfon bahkan jarang mengirim pesan. Bukan aku, tapi Kak Alam yang mulai hilang entah apa yang sedang dilakukan. Setiap pagi aku sms jarang banget mau dibales. Kadang seminggu sekali baru dibales, jadinya cuman menanti deh.
Pas nungguin Hp, smsnya kak Alam tiba-tiba nongol. 
“dek, ada yang saya mau bicarain”, sms pertamanya dari hampir dua bulan berlalu tanpa kabar, sedangkan aku yang setiap pagi sms gak pernah absen sama sekali.
“kenapa kkak? Dari mana aja? Saya selalu coba hubungin kkak tapi kkak gak pernah hubungin balik “, jawabku miris. Lima menit kemudian.
“maafin saya dek, saya cuman mau bilang kalau saya sekarang gak bisa sering-sering sms kamu.” Deg.. hatiku langsung menggetuk kaget.
“loh kenapa kak? Kkak punya pacar?,” balas ku kilat.
“begitulah dek. Maafin saya bukan maksud saya nyakitin kamu. Saya jauh lebih sayang kamu tapi saya mikir lagi. Saya cuman gak mau ganggu konsentrasi kamu belajar, lagian sekarang ini kan menjelang ulangan semester.” Alasannya yang begitu rapi sehingga tidak terlalu menyakiti hatiku, tapi tetap saja sakit hati.
“ya sudah kkak. Ku ambil hikmah-Nya, rasakan nikmat-Nya dank u coba hadapi. Saya tetep disini kak.” Kataku yang hanya pura-pura menjadi wanita kuat tapi sebenarnya gak sanggup.
“sekali lagi maafin saya dek, tolong inget dek. Saya bakalan balik nyari kamu dek dan saya bakalan ganti luka yang pernah saya goreskan dihatimu dengan bahagia.” Balasnya dua menit kemudian. Siapa yang tahan kalau cowok yang paling kita sayang dan paling kita suka tiba-tiba punya pacar terus bilang kayak gitu. Aku gak tahan.
Seketika setelah sms terakhir, dia hilang begitu saja. Cuman segitu? Iya cuman segitu kabar yang dia kasih. Perlahan aku mulai merenungi maksudnya dan mencoba berpikir positif. Sambil duduk di depan pintu aku membaca pesannya dari beberapa bulan yang lalu sampai sekarang belum aku hapus. Tiba-tiba rintikan membasahi tanganku.  Ternyata air mataku yang tak mampu aku tahan lagi. Entah seperti apa rasanya, yang jelas ini terasa sangat sakit tapi entah dimana lukanya dan sebesar apa hingga sesakit ini dan aku menangis. Ini untuk yang pertama kalinya aku menangis. Dan itu karena cinta pertama yang aku kira indah.

****
( 1 tahun kemudian ) …
“eh kak eka, nanti malam jangan lupa ya. Dilantai tiga kantor bupati.” Ayas mengingatkanku untuk menghadiri acara nonton bareng dalam bentuk kuliah umum yang diselanggarain universitas teknologi Sumbawa. Aku hanya melambaikan tangan dengan tersenyum.
Hah, ternyata sudah setahun berlalu semenjak kejadian itu. Aku memutuskan hanya untuk menunggu dan menutup hati sementara. Bahkan aku masih disini bukan untuk mencoba melepaskan atau mencoba membebaskan perasaan cintaku. Mungkin menunggu hal yang tidak pasti, tapi dengan begini juga aku jadi termotivasi supaya bisa belajar dengan tekun.
Aku kemudian pulang kerumah dan bersiap-siap untuk nanti malam. Sebenarnya capek banget, disekolah tadi kegiatan full belum lagi lanjut sampai sore. Ah, pergi gak ya, aku bingung. Tumben banget aku ragu-ragu kayak gini, biasanya yang namanya nonton bareng begini aku paling hobby, selain bisa dapet tontonan gratis aku juga bisa keluar deh. Hehhee, akal anak muda.
( malam hari ) ..
Sms masuk, “kkak cepetan” . ternyata delapan kali Ayas sms aku. Ah, pasti mereka udah ngumpul disana makanya dari tad isms mulu. Ini nih susahnya jadi kakak kelas, harus merangkap jadi pendamping juga. ( sambil bergegas berangkat )
Tiba di parkiran kantor bupati, aku langsung naik menuju lantai tiga. Wah ternyata ruangannya udah penuh banget. Aku celingukkan nyariin Ayas dan anak-anak lainnya. Dari jauh Ayas melambaikan tangannya dengan ekspresi wajah kegirangan. Ah, kayak lihat apa aja ini anak. Aku langsung menghampiri mereka dan duduk sebelum acara dimulai. “kakak lama sekali, bentar lagi dimulai ini tau” katanya ngomel-ngomel. Aku hanya celingukkan melihat sekitar yang ternyata sebagian besar pesertanya itu anak kuliahan. 
Acara kemudian dimulai, pembawa acara membacakan susunan acara yang akan dilaksanakan. Salah satu acaranya yaitu sesi Tanya jawab. Waduh, aku harus bertanya ini yah supaya ada nampang dikitlah. Hehhe.. lagian hadiahnya juga buku terbitan baru sama tanda tangan penulisnya sendiri, aduh kapan lagi coba bisa dapet tanda tangan pemiliknya secara langsung.
(jrennggg tiba di sesi Tanya jawab setelah sekian lama sutradaranya ceramah)
Seluruh peserta berebut untuk mendapatkan kesempatan bertanya. Dari peserta pertama sampai keempat anak kuliahan semua. Setelah empat peserta bertanya, kemudian sutradara menjawab seluruh pertanyaan peserta. Masih ada sesi kedua untuk Tanya jawab. Aku kemudian bergegas mengangkat tanganku tinggi-tinggi. Nah sekarang empat peserta sudah terpilih termasuk aku. Kemudian aku bertanya. Peserta kedua kemudian peserta ketiga dan yang terakhir peserta keempat.
“terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan, perkenalkan nama saya insan akbar alamsyah dari prodi teknik metalurgi universitas Sumbawa”. Perkenalan diri peserta ke empat. Aku kemudian berdiri mendengarkan nama itu dan melihat siapa orang itu. Aku terkejut dan hanya berdiri seperti orang yang sedang melihat hantu.
Aku mengusap mataku berkali-kali. Ini tidak mungkin. Mungkin hanya perasaanku saja. Kemudian aku duduk. Sutradara itu kemudian menjawab seluruh pertanyaan kami. Yah, sesi pertanyaan telah usai. Sekarang waktunya pembagian buku, dan kedelapan peserta yang bertanya tadi maju untuk menerima hadiah serta foto bareng. Aku maju, dan disampingku cowok tadi berdiri tegak dengan pandangan selalu kedepan. Sedangkan aku hanya menatapnya dari samping dan dalam hati bergumam bahwa ini sama sekali tidak mungkin. Mungkin ini mimpi tapi ini mimpi yang begitu nyata.
Dia berbalik, “dek, masih inget kkak?”  katanya dengan senyuman itu. Aku kemudian berbalik menatap kedepan dan berdiam diri. Setelah berfoto aku kemudian bergegas menuju parkiran.
“dek tunggu,” dia mengejarku dan menarik tanganku. Aku kemudian berdiam diri lagi dan berbalik. “eh kkak, saya kira siapa tadi, soalnya agak lupa. Maaf maaf” , aku mengelak. Mana mungkin bisa lupa sama sosok yang ngenalin aku sama cinta yang begitu nyakitin. Aku menarik tanganku dan hanya tersenyum. Dia menarikku lagi dan mengajakku keluar dari kerumunan para peserta yang mengambil motor mereka dan hendak pulang.
“ada apa kak?saya mau pulang, udah keburu malem nih” kataku mencari alasan agar segera menghilang dari hadapannya. Tapi malahan tangannku ditahan dengan kuat. Lah mana bisa aku ngelepas dengan tenaga kayak gini.
“kamu marah sama kkak? Maafin kkak dek. “ katanya dengan wajah lugu tanpa dosa !
Sedangkan aku yang sewaktu-waktu bakalan meledak. Meledak tangis karena sangking gak tahan lihat dia lagi. Dari sekian lama hilang terus tiba-tiba muncul kayak gini.
“bisa kamu padamkan luka ku?” aku langsung nyeletuk dengan tatapan penuh kekesalan.
“maafin kkak dek. Kkak kan udah kasi kekuatan ke kamu selama ini. Kkak cuman nyuruh kamu nunggu” jawabnya dengan optimis.
Aku tertawa namun dengan berbarengan air mataku menetes, “apa? Kau berikan kekuatan untuk melewati semua ini? Kekuatan apa? Aku Tanya kekamu. Bisa, padamkan luka dan beban yang ada yang telah membakar seluruh jiwaku?” kemudian gertakku dan menarik nafas panjang. 
“Sabar dek, kakak bakalan balik kok ke kamu, kakak cuman butuh waktu” dia butuh waktu sedangkan waktu untuknya sudah habis dan rasanya tak ada tersisa waktu lagi.
“Abang ayok pulang” tiba-tiba seorang cewek datang menggandeng tangannya dengan manja. Siapa lagi cewek ini, baru aja kita ngobrol udah ada pengganggu lagi. Ini pasti pacarnya, bener dugaanku dia bahkan tidak sungguh-sungguh.
Aku memalingkan wajahku kemudian pergi. Sepanjang jalan pulang aku hanya diam dan masih ragu apa yang aku lakukan tadi. Iyah, ini benar. Tindakan ku benar. Cukup kenangan tangis dan tawaku karena laki-laki itu. Aku sebaiknya melepaskan cinta yang sekian lama aku kunci di hatiku. Iya, aku yakin. Terkadang sebaiknya aku harus melepaskan agar yang lain mampu masuk dan menjadi yang terbaik.

Bagi yang ingin yang karya tulisnya seperti ini silahkan kirim ke berryhardisakha@ymail.com beserta foto dab biodata diri, alamat FB agar admin memverifikasinya.

You May Like :

Related Posts :

0 Response to "Cerpen Cinta Tangis dan Tawa Ku karena Mu"